Islam melihat alam
Islam adalah agama
paripurna yang memiliki kebenaran universal dan absolut. Dan sudah sejak 14
abad lalu telah memiliki perhatian khusus terhadap persolan lingkungan, lewat
warning akan kerusakan lingkungan. Antara lain dinyatakan
--dalam alquran
surat arrum ayat 41--
Dalam ayat tersebut
dikatakan bahwa kerusakan lingkungan akibat ulah manusia yg fasid atau perusak
itu akan ditimpakan kepada manusia itu sendiri baik yg terlibat maupun yang
tidak supaya mereka kembali kejalan yang benar. Sayangnya mnusia tidak pernah
jera dan mau mengambil pelajaran dibalik bencana alam yang terjadi. Mereka
bebal, buta dan tuli terhadap tanda-tanda yang dihadirkan oleh alam sbg bentuk
perlawanan mereka terhadap perilaku manusia yang rakus dan pongah dalam
mengeksploitasi alam. Sepertinya syair ebiet g.ade ‘mungkin alam sudah enggan
bersahabat dengan kita’ semakin menunjukan kebenaran faktualnya.
Ancaman pemanasan
global menjadi salah satu akibat keras kepala manusia. Padahal, pemanasan
global ini telah menjadi isu internasional, namun penghancuran lingkungan
khususnya di indonesia terus terjadi. Perambahan hutan dan pengrusakan
ekosistem pesisir terus berlanjut, sementara reboisasi yng dilakukan berjalan
sangat lambat, kalau dikatakan hampir tidak ada.
Melestarikan
lingkungan hidup ditempuh dengan pendekatan preventif, diantaranya melalui
pemahaman ajaran agama. Dalam konteks lingkungan sering disebut istilah fiqh
lingkungan yang dilihat dalam ajaran islam yang bukan merupakan hal baru.
Fiqh dalam konteks
lingkungan adalah hasil bacaan dan pemahaman manusia terhadap dalil naqli baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang tersebar dialam jagad raya. Jadi
fiqh lingkungan berarti pemahaman manusia tentang lingkungan hidup melalui
pendekatan pendekatan melalui isi dari alquran hadist dan tanda tanda alam yang
pada akhirnya akan melahirkan konsep dan sikap mereka terhadap alam semesta,
khususnya menyangkut pelestariannya. Karenanya pemahaman umat terhadap ajaran
islam perlu dikembangkan dan diperdalam agar islam bisa dilihat komprehensif.
Baru baru ini banjir
bandang melanda pulau kalimantan, menenggalamkan ratusan rumah penduduk.
Sebelumnya banjir yang lebih dahsyat
juga memporak-porandakan sebagian wilayah blitar. Acehpun juga terendam
banjir pasca gempa dan tsunami. Dan tidak mengambil fakta lain jauh-jauh,
padangpun juga dilanda banjir bandang sehingga berakibat kerugian yang cukup
besar. Sedangkan dijakarta, banjir terjadi tiap tahun. Malapetaka ini
disebabkan oleh rusaknya lingkungan dan hancurnya ekosistem alam, krisis
ekologi, karena dijahili oleh tangan manusia. Mereka mengeksploitasi alam tanpa
henti. Namun doktrin tersebut tidak diindahkan. Eksplorasi alam tidak terukur
dan makin merajalela. Dampaknya ekosistem alam menjadi limbung. Ini tentu saja mengkhawatirkan. Alam akan menjadi ancaman
kehidupan yang serius. Ia senantiasa siap mengamuk sewaktu-waktu. Dilin sisi, Fiqh
islam pun tumpul. Fiqh belum mampu menjadi jembatan yang mengantarkan norma
islam kepada perilaku umat yang sadar lingkungan. Padahal seharusnya manusia
harus bisa melakukan interaksi dengan alam. Ketika allah bermaksud menciptakan
manusia, allah berdialog dengan jibril dalam qs albaqarah ayat 30. Tuhan
menyebut manusia dengan sebutan khalifah. Dan bagaiman karakter khalifah itu
sendiri digmbarkan dalam alquran
--qs shaad ayat 26—
Seorang khalifah
yang adil dalam pandangan allah bukanlah seorang yang mengurung diri berzikir
didalam masjid, tanpa mau melihat dan menyelesaikan persoalan masyarakat.
Khalifah yang adil adalah manusia yang mau dan mampu melaksanakan amal shalih,
mereka ituah yang akan mendapat gelar taqwa yang akan diberikan kebahagiaan
diakhirat nanti. Salah satu karakter utama dari taqwa adalah tidak melakukan
perusakan lingkungan. Berdasarkan firman allah dalam
--qs al qashas ayat
83—
Jadi seseorang yang
melakukan perusakan lingkungan dalam bentuk pencurian pohon, illegal logging,
perambahan, pembalakan liar, dsb bukan termasuk kelompok orang yang mendapat
surganya. Secara sederhana ini bisa menajdi sebuah landasan teologis bahwa
penyelamatan lingkungan adalah bagian penting dari ajaran islam
--Dalam firman allah
QS ALMAIDAH AYAT 32----
Jika orang yang
melakukan pembunuhan dengan menggunakan senjata canggih disebut sebagai
teroris, maka mengapakah para perusak lingkungan tidak juga disebut teroris, padahal
hakikatnya mereka telah melakukan pembunuhan massal terhadap manusia? Ketika
alam sudah marah, siapakah yang salah? Alamkah atau manusia yang terlalu
serakah? Manusia seringkali memperlakukan alam scr tidak proporsional. Dengan sebuah
rekor yang patut disayangkan, negara kita negara indonesia masuk dalam buku
rekor dunia sebagai perusak hutan tercepat didunia dari 44 negara yang secara
kolektif memiliki 90% dari luas hutan didunia
Ajaran islam menawarkan
kesempatan untuk memahami sunatullah serta menegaskan tnggung jawab manusia.
Ajaran islam tidak hanya mengajarkan untuk mengambil manfat dari sumber daya
alam saja tetapi juga mengajarkan aturan main dalam pemanfaatannya dimana kesejahteraan
bersama yang berkelanjutan sebagai hasil keseluruhan yang diinginkan. Peran
agama alam hal ini adalah memberikan ruang integrasi berbagai kearifan dalam
bid.keilmuan, budaya, politik, ekonomi dsb serta menyediakan wahana untuk
memahami peristiwa alam.
Kita harus menyadari
bahwa semua makhluk hidup dimuka bumi ini serba ketergantungan antar satu
dengan yang lain. Tanaman, hewan dan kekayaan alam lainnya butuh perawatan dari
kita agar keberlangsungan hidupnya terjaga dengan baik. Sebaliknya kita juga
memerlukan kekayaan alam untuk bertahan hidup dibumi. Karenanya keseimbangan
dan keserasian perlu dijaga agar tidak terjadi kerusakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar