Jumat, 16 November 2012


Islam melihat alam

Islam adalah agama paripurna yang memiliki kebenaran universal dan absolut. Dan sudah sejak 14 abad lalu telah memiliki perhatian khusus terhadap persolan lingkungan, lewat warning akan kerusakan lingkungan. Antara lain dinyatakan

--dalam alquran surat arrum ayat 41--

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa kerusakan lingkungan akibat ulah manusia yg fasid atau perusak itu akan ditimpakan kepada manusia itu sendiri baik yg terlibat maupun yang tidak supaya mereka kembali kejalan yang benar. Sayangnya mnusia tidak pernah jera dan mau mengambil pelajaran dibalik bencana alam yang terjadi. Mereka bebal, buta dan tuli terhadap tanda-tanda yang dihadirkan oleh alam sbg bentuk perlawanan mereka terhadap perilaku manusia yang rakus dan pongah dalam mengeksploitasi alam. Sepertinya syair ebiet g.ade ‘mungkin alam sudah enggan bersahabat dengan kita’ semakin menunjukan kebenaran faktualnya.

Ancaman pemanasan global menjadi salah satu akibat keras kepala manusia. Padahal, pemanasan global ini telah menjadi isu internasional, namun penghancuran lingkungan khususnya di indonesia terus terjadi. Perambahan hutan dan pengrusakan ekosistem pesisir terus berlanjut, sementara reboisasi yng dilakukan berjalan sangat lambat, kalau dikatakan hampir tidak ada.

Melestarikan lingkungan hidup ditempuh dengan pendekatan preventif, diantaranya melalui pemahaman ajaran agama. Dalam konteks lingkungan sering disebut istilah fiqh lingkungan yang dilihat dalam ajaran islam yang bukan merupakan hal baru.
Fiqh dalam konteks lingkungan adalah hasil bacaan dan pemahaman manusia terhadap dalil naqli baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang tersebar dialam jagad raya. Jadi fiqh lingkungan berarti pemahaman manusia tentang lingkungan hidup melalui pendekatan pendekatan melalui isi dari alquran hadist dan tanda tanda alam yang pada akhirnya akan melahirkan konsep dan sikap mereka terhadap alam semesta, khususnya menyangkut pelestariannya. Karenanya pemahaman umat terhadap ajaran islam perlu dikembangkan dan diperdalam agar islam bisa dilihat komprehensif.

Baru baru ini banjir bandang melanda pulau kalimantan, menenggalamkan ratusan rumah penduduk. Sebelumnya banjir yang lebih dahsyat  juga memporak-porandakan sebagian wilayah blitar. Acehpun juga terendam banjir pasca gempa dan tsunami. Dan tidak mengambil fakta lain jauh-jauh, padangpun juga dilanda banjir bandang sehingga berakibat kerugian yang cukup besar. Sedangkan dijakarta, banjir terjadi tiap tahun. Malapetaka ini disebabkan oleh rusaknya lingkungan dan hancurnya ekosistem alam, krisis ekologi, karena dijahili oleh tangan manusia. Mereka mengeksploitasi alam tanpa henti. Namun doktrin tersebut tidak diindahkan. Eksplorasi alam tidak terukur dan makin merajalela. Dampaknya ekosistem alam menjadi limbung. Ini tentu saja  mengkhawatirkan. Alam akan menjadi ancaman kehidupan yang serius. Ia senantiasa siap mengamuk sewaktu-waktu. Dilin sisi, Fiqh islam pun tumpul. Fiqh belum mampu menjadi jembatan yang mengantarkan norma islam kepada perilaku umat yang sadar lingkungan. Padahal seharusnya manusia harus bisa melakukan interaksi dengan alam. Ketika allah bermaksud menciptakan manusia, allah berdialog dengan jibril dalam qs albaqarah ayat 30. Tuhan menyebut manusia dengan sebutan khalifah. Dan bagaiman karakter khalifah itu sendiri digmbarkan dalam alquran

--qs shaad ayat 26—

Seorang khalifah yang adil dalam pandangan allah bukanlah seorang yang mengurung diri berzikir didalam masjid, tanpa mau melihat dan menyelesaikan persoalan masyarakat. Khalifah yang adil adalah manusia yang mau dan mampu melaksanakan amal shalih, mereka ituah yang akan mendapat gelar taqwa yang akan diberikan kebahagiaan diakhirat nanti. Salah satu karakter utama dari taqwa adalah tidak melakukan perusakan lingkungan. Berdasarkan firman allah dalam
--qs al qashas ayat 83—

Jadi seseorang yang melakukan perusakan lingkungan dalam bentuk pencurian pohon, illegal logging, perambahan, pembalakan liar, dsb bukan termasuk kelompok orang yang mendapat surganya. Secara sederhana ini bisa menajdi sebuah landasan teologis bahwa penyelamatan lingkungan adalah bagian penting dari ajaran islam
--Dalam firman allah QS ALMAIDAH AYAT 32----

Jika orang yang melakukan pembunuhan dengan menggunakan senjata canggih disebut sebagai teroris, maka mengapakah para perusak lingkungan tidak juga disebut teroris, padahal hakikatnya mereka telah melakukan pembunuhan massal terhadap manusia? Ketika alam sudah marah, siapakah yang salah? Alamkah atau manusia yang terlalu serakah? Manusia seringkali memperlakukan alam scr tidak proporsional. Dengan sebuah rekor yang patut disayangkan, negara kita negara indonesia masuk dalam buku rekor dunia sebagai perusak hutan tercepat didunia dari 44 negara yang secara kolektif memiliki 90% dari luas hutan didunia

Ajaran islam menawarkan kesempatan untuk memahami sunatullah serta menegaskan tnggung jawab manusia. Ajaran islam tidak hanya mengajarkan untuk mengambil manfat dari sumber daya alam saja tetapi juga mengajarkan aturan main dalam pemanfaatannya dimana kesejahteraan bersama yang berkelanjutan sebagai hasil keseluruhan yang diinginkan. Peran agama alam hal ini adalah memberikan ruang integrasi berbagai kearifan dalam bid.keilmuan, budaya, politik, ekonomi dsb serta menyediakan wahana untuk memahami peristiwa alam.
Kita harus menyadari bahwa semua makhluk hidup dimuka bumi ini serba ketergantungan antar satu dengan yang lain. Tanaman, hewan dan kekayaan alam lainnya butuh perawatan dari kita agar keberlangsungan hidupnya terjaga dengan baik. Sebaliknya kita juga memerlukan kekayaan alam untuk bertahan hidup dibumi. Karenanya keseimbangan dan keserasian perlu dijaga agar tidak terjadi kerusakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar